Kamis, 18 Juli 2013

Baju Adat Nanggroe Aceh Darussalam

Menjelang hari peringatan Sumpah Pemuda, tangga 28 Oktober mendatang, Nesi ingin sekali berbagi sedikit wawasan dengan teman-teman seputar seni dan budaya Indonesia. Dan kali ini Nesi ingin teman-teman tahu mengenai pernak-pernik pakaian adat khas masing-masing provinsi yang ada di Indonesia.
Hmmm... ada yang tahu, berapa jumlah provinsi yang ada di Indonesia?
Nah, Nesi mau mulai dari provinsi yang paling barat di Indonesia, yaitu Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Ada yang tahu, seperti apakah baju atau pakaian adat dari provinsi ini? Ini dia.
Pakaian adat Aceh dilengkapi dengan beberapa macam pernik yang biasa dan selalu dikenakan ketika acara-acara tertentu. Pernik-pernik tersebut antara lain sebagai berikut.

Keureusang (bros), hiasan dada untuk pakaian adat wanita Aceh. Foto:blogspot.com
Keureusang (Kerosang/Kerongsang/Bros) 
adalah perhiasan yang memiliki ukuran panjang 10 Cm dan lebar 7,5 Cm. Perhiasan dada ini disematkan di baju wanita (sejenis bros) yang terbuat dari emas bertatahkan intan dan berlian. Bentuk keseluruhannya seperti hati yang dihiasi dengan permata intan dan berlian sejumlah 102 butir.Keureusang
 ini digunakan sebagai penyemat baju (seperti peneti) di bagian dada. Konon, perhiasan ini merupakan barang mewah jadi hanya orang-orang tertentu saja yang memakainya sebagai perhiasan pakaian harian.
Patam Dhoe

Patam Dhoe, mahkota khas pelengkap perhiasan pakaian adat Aceh. Foto: blogspot.com
adalah salah satu perhiasan dahi wanita Aceh. Biasanya dibuat dari emas ataupun dari perak yang disepuh emas. Bentuknya seperti mahkota. Terbuat dari perak sepuh emas. Terbagi atas tiga bagian yang satu sama lainnya dihubungkan dengan engsel. Di bagian tengah terdapat ukuran kaligrafi dengan tulisan-tulisan Allah dan di tengahnya terdapat tulisan Muhammad-motif ini disebut Bungong Kalimah -yang dilingkari ukiran bermotif bulatan-bulatan kecil dan bunga.


Peuniti, perhiasan yang dikenakan di pakaian wanita Aceh. Foto: blogspot.com
Peuniti 
Seuntai Peuniti yang terbuat dari emas; terdiri dari tiga buah hiasan motif Pinto Aceh. Motif Pinto Aceh dibuat dengan ukiran piligran yang dijalin dengan motif bentuk pucuk pakis dan bunga. Pada bagian tengah terdapat motif
 boheungkot (bulatan-bulatan kecil seperti ikan telur). Motif Pinto Aceh ini diilhami dari bentuk pintu Rumah Aceh yang sekarang dikenal sebagai motif ukiran khas Aceh. Peuniti ini dipakai sebagai perhiasan wanita, sekaligus sebagai penyemat baju.
Simplah

Simplah, perhiasan dada yang dipasangkan pada baju adat wanita Aceh. Foto: blogspot.com
Merupakan perhiasan dada untuk wanita. Terbuat dari perak sepuh emas. Terdiri dari 24 buah lempengan segi enam dan dua buah lempengan segi delapan. Setiap lempengan dihiasi dengan ukiran motif bunga dan daun serta permata merah di bagian tengah. Lempengan-lempengan tersebut dihubungkan dengan dua untai rantai.

Subang Aceh, pelengkap hiasan pada pakaian adat Aceh. Foto: blogspot.com
Subang Aceh 
Subang Aceh memiliki diameter 6 cm. Sepasang Subang terbuat dari emas dan permata. Bentuknya seperti bunga matahari dengan ujung kelopaknya yang runcing-runcing. Bagian atas berupa lempengan yang berbentuk bunga Matahari disebut
 "Sigeudo Subang." Subang ini disebut juga subang bungong mata uro.

Taloe Jeuem 
Seuntai tali jam yang terbuat dari perak sepuh emas. Terdiri dari rangkaian cincin-cincin kecil berbentuk rantai dengan hiasan berbentuk ikan (dua buah) dan satu kunci. Pada ke dua ujung rantai terdapat kait berbentuk angka delapan. Tali jam ini merupakan pelengkap pakaian adat laki-laki yang disangkutkan di baju.

Taloe Jeum, tali jam khas adat Aceh. Foto: blogspot.com

Nah, seperti itulah pernak-perniknya. Apakah kamu pernah melihat pakaian adat Provinsi NAD (Nanggroe Aceh Darussalam)?

0 komentar:

Posting Komentar